Sunday, April 12, 2009

APAKAH AKU PLAY BOY…?

Telah lama aku mencari seorang gadis yang seia sekata tuk jadi bidadari hidupku. Tapi, sampai sekarang belum ada satupun yang melekat di hatiku. Akibat kebiasaanku yang bergonta ganti pasamgan, aku tidak luput dari sebutan” cowok play Telah lama aku mencari seorang gadis yang seia sekata tuk jadi bidadari hidupku. boy”.Bayangkan, sejak aku duduk di sma saja sampai sekarang, aku sendiri tidak dapat menghitung seberapa banyak gadis-gadis yang telah menjadi tumbal cintaku. Tapi, perlu di garis bawahi bahwa sebenarnya aku benar-benar tidak bermaksud untuk memainkan perasaan seseorang .
Pagi hari yang cerah. Cakrawala yang biru. Aku di dalam kamar yang masih sibuk dan bersenggama di atas kasur dengan selimut dan bantal gulung. Mata terlelap seakan tak bisa di buka lagi. Entah mengapa hari ini aku malas untuk masuk kuliah. Tapi tidak mungkin hari ini untuk tidak masuk. Karena sekarang aku harus menyetor tugas makalah tentang filsafat modern untuk memenuhi syarat-syarat mengikuti tes ujian akhir semester v.Akhirnya akupun memaksakannya juga .
UNEJ(Uneversitas negri jember) agak jauh dari rumahku. Setiap harinya aku biasanya membawa sepeda motor sendiri. Karena sekarang sepeda motorku masih dalam perbaikan, aku memilih naik bus saja. Halte bus memang tidak jauh dari rumahku,sekitar 50 meter.Sampai disana aku lihat tidak banyak penumpang yang meunggu hanya satu, dua orang saja. Aku duduk di sampingnya iseng-iseng aku mengeluarkan”plays disc” dari saku ku yang selalu ku bawa di mana saja berada. Sungguh sepi hari ini. Sudah 10 menit aku duduk manis,tapi tak satupun bus yang lewat. Tiba-tiba ada seseorang yang memangggilku dari belakang.
“Maaf mas! Boleh nanya, bus yang lewat di UNEJ jam berapa?”
Aku terkejut. Ketika aku menoleh ke belakang. Aduhai! Bidadari telah berdiri di belakangku. Aku tidak langsung merespon jawabannya, malah tercengang melihat wajahnya yang seakan-akan mempunyai kekuatan magic yang bisa membuat para lelaki terpesona.
“Ada apa mas! Kok cara pandang mas gitu! Adayang aneh”.
Aku sadar dan spontan menjawabnya “tunggu sebentar nanti juga datang”
“Terima kasih atas informasinya”
“Sebenarnya mbak mau kemana”
“Aku mahasiswa baru di sana. Namaku vita pindahan dari UIN Malang. Aku terpaksa pindah karena sekarang Ayahku jadi Dosen tetap di sini. Jadi untuk lebih efisien aku sekeluarga pindah saja.” Paparnya sehingga aku tidak perlu panjang lebar bertanya tentangnya. Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala pertanda mengerti.
“ kalau nama Emas?”
“Aku juga mahasiswa di dana. Sekarang masih semester V jurusan Bahasa dan Filsafat. Namaku Adit. Rumahku tidak jauh dari sini. Jika ada sesuatu masalah pergilah berkunjung ke rumahku” Paparku juga.
“Salam kenal “ Sambungku sambil menjlurkan tangan kananku dan ia merespon positif juluran tanganku.
“Salam kenal juga “
Belum saja sempat melepaskan jabatan tanganku dengannya Bus datang. Bunyi klakson mengagetkan aku dengannya
“Nah! Itu sudah datang” Aku menunjukkan Bus yang sedang menuju kemari. Sesudah sampai aku dan penumpang lainnya langsung naik. Ternyata tidak terlalu banyak penumpang di dalamnya jadi aku bisa memilih tempat duduk yang aku sukai. Aku memilih duduk di samping gadis itu. Saling tukar pikiran, pengalaman dan lain-lain. Sehingga tak terasa Bus yang kami tumpangi telah sampai di ambang pintu kampus.
***
lima hari terhitung sudah aku tidak membawa sepeda motor sendiri. Sekarang aku tidak lagi naik Bus karena sepeda motorku yang dulunya rusak kini telah diperbaiki. Malam harinya aku dan sekeluarga duduk di ruang santai sambil menonton televisei. Di sana bercanda ria tapi semua jadi serius setelah Ayah mengatakan …
“Did, bagaimana dengan kuliahmu?”
“Baik-baik saja Ayah. No problem!”
“Did, kamu kan sekarang semester lima, kurasa kamu sekarang harus mencari pasanganmu. Bagaimana?”
Aku terkejut ketika Ayah mengucapkan kata-kata terakhirnya. Pembicaraan yang semula tawa dan canda sekarang berubah total seperti rapat besar-besaran.
“Did, aku harap kau secepatnya menemukan pasanganmu”
“Tapi Ayah jangan memaksaku untuk secepatnya”
“Ayah terserah kamu. Yang penting sebelum kau selesai kuliah kamu harus punya tunangan”
“Baik, yah! Akan aku usahakan”
“Did, ada lagi! Besok Ayah, Ibu semuanya mau pergi ke rumah pamanmu. Jika kamu besok tidak ada kuliah, pamanmu berharap sekali kamu ikut Ayah ke rumahnya”
karena besok selama dua hari tidak ada kuliah maka aku menyetujuinya. Pagi-pagi sekali aku dan keluargaku siap-siap untuk pergi ke rumah paman. Sampai di sana suasana gembira penuh tawa menghiasi rumah yang sederhana tersebut.
Pukul 05.00 WIB di rumah paman aku bangun, shalat subuh kemudian aku pergi ke luar halaman. Lembutnya pagi menyapa relung-relung kehidupan. Tetesan embun surga bumi memberi kesegeran yang seakan-akan memberikan kehidupan sejati meskipun kenyataannya tak ada yang abadi di alam ini. Letupan kicauan burung-burung berkonvoi menyambut indahnya pagi. Perlahan namun pasti sang surya mengintip dari timur dengan sinarnya yang masih remang-remang. Belaian angin pagi memberikan kesegaran tersendiri walau sebenarnya manusia agak jenuh untuk keluar. Dari lorong jauh terdengar sayup dan lirih orang-orang menyebut Ilahi di Masjid-Masjid dan Suarau-Surau. Hening suara itu syahdu menusuk gendang-gendang telinga penduduk sekitar. Sehingga,hatiku tersentuh bekeinginan untuk berjalan-jalan disekitar desa paman.Aku melangkahkan kaki pertamaku.saking asiknya berjalan-jalan, tak terasa aku berjalan agak jauh. Beberapa sata kenudian aku sampai di depan rumah yang agak megah,mungkin rumah itu adalah rumah yang termegah yang pernah aku lihat di kampung tersebut. Aku perhatikan,kemudian dari belakang rumah seorang gadis keluar membawa keranjang bunga. Mungkin gadis itu memetik beberapa bunga yang ada di samping rumahnya. Aku mendekati pintu gerbang rumahnya,dan hanya bisa melotot melihat paras cantik yang ia miliki ditambah hiasan jilbab putih yang ia kenakan membuat aku merasakan getaran-getaran cinta. Aku rasa ia gadis yang tercantik yang pernah aku temui.
“Inilah bidadariku “ gumam ku,
ba’da shalat isya’ kami sekeluarga berkumpul-kumpul melepaskan rasa rindu yang lama belum di jamahi.rumah yang sederhana itu seakan-akan lebihindaah dari gedung putih Washington.tawa dan canda menjadi pokok utama keceriaan antara mereka
“Dit...kemari !”
“ya…paman tunggu ! ada apa ?”
“begini,ayahmu bilang kepadaku bahwa dia ingin mempunyai menantu,jadi ayahmu memintaku untuk mencari pasanganmu disini mungkin adayang cocok untukmu”paparnya setengah kaget
“Tapi paman!”
“Tunggu dulu jika pilihan paman tidak ada yang kau sukai itu kehendakmu,mau menolak atau tidak”.
Aku bingung. Sesungguhnya aku tidak ingin cepat-cepat bertunangan tapi karena orangtuaku…!.tiba-tiba aku teringat pada gadis yang pernah aku lihat tadi pagi. Mungkin dia satu-satunya dikampung ini tang bisa menjadi tunanganku. Dengan agak malu …!
“paman, tadi pagi tanpa sepengetahuan paman, aku berjalan-jalan di sekitar sini tanpa terasa aku berjalan agak jauh, dan di dekat tikungan aku melihat sebuah rumah besar yang didalamnya ada seorang gadis. Kalau boleh tau, siapa dia paman” tuturku setengah berbisik.
Paman hanya tersenyum tipis dan menganguk-angguk kepalanya. Hanya menambah rasa maluku saja.
“dia elisa.Anak bapak kades.Dia juga kuliah sambil mondok di PP An-nuqayah Guluk-guluk sumenep.Setahu paman dia semester 4di STIK{SekolahTinggi Ilmu Keislaman}An-nuqayah .Empat hari yang lalu pulang karena sakit”tuturnya. Aku hanya menganggu-anggukkan kepala
“Kenapa?Kamu suka?”
“Entahlah paman ketika aku melihatnya.Perasaanku dialah yang akan menjadi pendampingku.”
“Jadi kamu menginginkannya?”
Aku hanya menundukkan kepala.Menahan rasa maluku.Mukaku memerah seakan baru di panggang diatas api .Diam.
“Orang bilang kalau tidak menjawab ,berarti itu sebagai perwakilan tanda setuju.”
“Paman ada-ada saja…!”
***
BRAMM…..!
“hai vit,lagi nunggu bus nich!”
“Iya nich dari tadi gak datang-datang”Kesal…!
“Kalau gitu ikut aku saja…!”
“Motor baru nich “
Enggak sich ini motor lamaku.Yang selalu aku bawa setiap kuliah!Ayo!”
“Ah tidak ah…!”
“Kenapa?”
“Aku nggak enak sama kamu ,nanti ketahuan pacarmu lagi!”
“Vit,sureaku nggak punya pacar di kampus,gimana !Ayo dong please…!
“oke dech…!”
Mungkinkah benar aku adalah cowok play boys?Sejak aku dekat dengan vita.Diam-diam aku menyimpan getar-getar cinta padanya.Tapi,aku tidak bisa mengela bahwa aku juga mencintai elisa. Kini hati ku terpaut oleh dua orang gadis.Seandainya aku di takdirkan untuk memilih diantara keduanya.Mungkin aku tidak bisa memilih antara vita dan elisa.

0 comments: