Tanggal
25 Mei lalu, saya ikut seorang teman ke rumahnya di Wuluhan, sebuah wilayah
selatan bagian dari Kabupaten Jember. apabila sebagian besar masyarakat jember
berbahasa Madura (termasuk rumah saya, Ledokombo, Jember), namun di Wuluhan,
bahasa Jawa sangat kental sekali. Bahkan bisa dibilang bahasa Madura di sana
tak ada.
Namun,
bukan karena di sana mayoritas berbahasa Jawa dan bukan karena saya tidak bisa
berbahasa Jawa yang hendak saya ceritakan, melainkan sebuah tas gendong seberat
tiga kilo.
Ya, ketika
bertandang ke rumah teman saya itu, Imam Bukhori namanya, saya membawa sebuah
tas gendong yang berisi sebuah Laptop Acer ASPIRE 4530, dua buah baju,
sarung, carger hape, dan apa lagi, ya.... saya lupa...
Esok
harinya, saya diajak ke Sekolah Satu Atap tingkat SMP yang ia kelola-dalam hal
ini saya minta maaf lagi karena ketika menulis catatan ini ingatan saya tak
bisa menjangkau nama sekolah itu. Katanya disana akan dilaksanakan rapat
menyambut Ujian Kenaikan Kelas (UKK).
Singkat
kata, sesampai di kantor sekolah, penglihatan saya terbentur pada sebuah
timbangan di lantai kantor. Tanpa ragu, saya segera menginjak timbangan itu
untuk mengukur sejauh mana jarum merah berputar dan akan berhenti di angka
berapa. Hasilnya adalah 48 Kilo.
hasil
tersebut sudah bisa saya katakan fantasitis untuk seorang Fandrik Ahmad. Kenapa
demikian? setiap kali saya menimbang berat badan saya, pasti kisarannya hanya
pada angka 43-45 kilo.
Tak
sia-sia setiap pagi dan sore saya selalu minum susu untuk menambah berat badan,
pikirku. memang, beberapa hari terakhir itu saya rutin minum susu setiap pagi
dan sore. Maaf, bukan dalam rangka pamer susu (hehe... susu kok dipamerkan...)
dalam rangka untuk menambah berat badan saya. Saya sudah bosan menjadi orang
kurus.
Setelah
itu, saya terlibat perbincangan santai dengan dewan guru di sana, tentu juga
dengan teman saya itu.
Rapat
hampir dimulai. Dewan guru sudah dipersilakan memasuki ruang rapat. Di masih
tinggal saya dan teman saya. Saya menceritakan kabar baik ini bahwa berat badan
saya sudah bertambah tiga kilo. lalu, teman saya ingin melihat langsung berat
badan saya. Dengan rasa percaya diri segera saya menginjak timbangan itu
lagi.
Alamak...!!!!
Dalam sekejap berat badan saya sudah berkurang tiga kilo. Saya bingung kenapa
secepat itu berat badan saya turun drastis. Teman saya sudah memvonis saya
sayah lihat. Saya duduk kembali dengan perasaan tidak percaya. terus memecahkan
"teka-teki" ini.
Ketika
kaki saya tak sengaja menyenggol tas saya, barulah saya tahu jawabannya....!!!!
Jember,
17 Juni 2013
0 comments:
Post a Comment