MediaJatim.com, Jember – Banyak hal yang dilakukan keluarga di
hari pernikahan. Mulai dari menentukan konsep pre-wedding, format acara,
hiburan, konsumsi, dan souvenir pernikahan. Nah, soal souvenir pernikahan tentu
harus dipertimbangkan secara matang karena akan menjadi kenangan dan tanda
terima kasih kepada para tamu yang hadir.
Ada banyak ragam souvenir. Mulai dari yang
biasa sampai yang unik dan menarik. Menerbitkan buku sebagai souvenir
pernikahan merupakan salah satu hal unik dan menarik karena hanya beberapa
orang yang dapat melakukannya. Apalagi buku yang diterbitkan merupakan karya
sendiri.
http://mediajatim.com/2019/08/02/fandrik-ahmad-terbitkan-buku-sebagai-souvenir-pernikahan/
Hal itulah yang dilakukan oleh Fandrik Ahmad di
hari pernikahannya. Cerpenis asal Jember tersebut menerbitkan buku Aku, Kau dan
KUA sebagai souvenir pernikahan. Buku itu merupakan catatan perjalanan cintanya
yang akhirnya berlabuh kepada Suayroh Tri Damayanti, gadis KUA yang menjadi
istrinya.
Apa yang tertulis akan abadi dan apa yang tidak
tertulis akan hilang di makan waktu. Saya hanya ingin mengabadikan kenangan,
ujarnya saat ditanya mengapa menerbitkan buku tersebut.
Buku tersebut mengisahkan perjalanannya saat
bertemu dengan staff KUA Kecamatan Jelbuk. Pertemuan tersebut tergolong
singkat. Hanya 4 hari dari pertemuan pertama langsung menuju proses khitbah.
Keduanya dipertemukan oleh keluarga KH. Dr. Muhammad Izudin, S.Ag, M.HI., pengasuh
Pondok Tahfizh Ilmu Quran (PTIQ) Nurul Quran, Sukogidri, Ledokombo.
Jodoh, rezeki, dan mati sudah menjadi ketetapan
Allah. Manusia hanya bisa berikhtiar dan berusaha. Meski sebelumnya tidak
kenal, kalau sudah jodoh, ya, pasti tidak akan ke mana, ungkapnya semringah.
Freelance writer mediajatim.com ini berharap
buku setebal 64 halaman tersebut dapat menjadi sarana edukatif bagi siapa saja,
khususnya kalangan kaum muda betapa merajut cinta tidak harus melalui pacaran.
Ada yang lebih diridai oleh Allah, yaitu melalui taaruf,” ungkapnya.
Setelah menikah pada pertengahan April lalu,
dirinya mengaku banyak menemukan banyak inspirasi dan produktif menulis. Sebab,
istrinya juga hobi menulis. Bedanya, jika si suami lebih konsentrasi kepada
menulis fiksi dan jurnalistik, si istri lebih suka menulis artikel dan jurnal
penelitian.
0 comments:
Post a Comment