(Juara 2 Lomba Menulis Surat Untuk Bupati Jember)
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarokatuhu...
Teriring
salam takzim saya kepada Bupati Faida sebagai orang nomor satu di Kabupaten Jember.
Semoga anda selalu dalam lindungan Allah SWT dan selalu di dalam lingkaran
syafaat baginda Rasulullah SAW. Amien.
Tak
terasa, ya, Anda sudah 2 tahun menjadi bupati. Tak terasa pula selama kurun
waktu tersebut 22 janji kerja Anda tak jelas arahnya. Sebagai warga negara yang
baik dan peduli dengan kondisi Kabupaten Jember, tentu terketuk hati saya untuk
ikut andil melayangkan surat kepada Anda.
Bupati
yang terhormat. Pada masa kepemimpinan Anda, ada beberapa kebijakan yang
dianggap kontroversial oleh banyak kalangan. Salah satunya adalah mutasi jabatan
besar-besaran, termasuk pemutasian Sekretaris Dewan menjadi Kepala Satpol PP
Pemkab Jember yang banyak menyita perhatian publik dan menuai kritik pedas di
lingkungan legislatif. Buntutnya adalah hak interpelasi yang dilakukan oleh anggota
dewan karena Anda dituding melabrak Undang-Undang nomor 17 tahun 2014 dan
Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Kebijakan
Anda tersebut, diakui atau tidak, berimbas pada ranah yang lebih luas yaitu
keterlambatan pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2017. Masyarakat
Jember dibuat dag-dig-dug atas
keterlambatan pengesahan APBD 2017 yang sudah dievaluasi oleh Gubernur. Sebab,
apabila APBD 2017 tidak segera disahkan, maka kegiatan pembangunan otomatis
juga terhambat dan sangat merugikan masyarakat.
Sekarang
lain lagi. Memasuki bulan Agustus 2017, dalam kurun semester pertama serapan
anggaran dana APBD 2017 Kabupaten Jember tergolong sangat rendah. Lagi-lagi
anda menjadi sorotan publik. Apakah salah anda? Tidak. Ini bukan soal salah
atau tidak. Tetapi tidak salah pula bila publik menyalahkan kepemimpinan Anda, karena
Anda, sekali lagi, adalah orang nomor satu di Kabupaten Tapal Kuda ini.
Sebagaimana
diketahui, kekuatan APBD 2017 Kabupaten Jember sebesar Rp. 3,603 triliun. Sampai
satu semester ini pemkab hanya bisa merealisasikan Rp. 939,417 miliar atau
sekitar 26% dari anggaran yang ada. Bahkan ada dua Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) yang sama sekali belum menyerap anggaran tersebut, yaitu Dinas Komunikasi
dan Informatika (Diskominfo) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPM PTSP). Pertanyaannya, kenapa dan bagaimana ini bisa terjadi?
Hanya Anda yang bisa menjawab.
Bupati
yang terhormat. Saya pernah menulis tentang anda yang terlibat ‘ketegangan’
dengan lembaga Legislatif (Faida dan
Faidah untuk Masyarakat Jember, Radar Jember 10 Februari 2017). Menurut
pengamatan orang awam seperti saya, komunikasi politik buruk antar pemangku
kebijakan elit menjadi penyebab utama dari akar masalah. Clifford Geertz
mengatakan, komunikasi politik merupakan bagian integral dan harus dilakukan
untuk menyelaraskan arah kebijakan pembangunan sehingga terciptalah sebuah penyamaan
persepsi. Kunci dari persepsi adalah komunikasi. Saya kira, rendahnya serapan
anggaran APBDes 2017 saat ini juga tak lepas dari buruknya komunikasi politik
yang dilakukan oleh pemangku kebijakan elit. Tak menutup kemungkinan persoala
ini bisa menjadi luka yang mendalam bagi masyarakat Jember yang tetap menunggu
22 janji kerja Anda terealisasi dengan baik.
Saya
menggunakan hak pilih saya untuk Anda karena 22 janji kerja yang Anda tawarkan.
Menurut nurani saya, 22 janji kerja tersebut sangat bagus untuk menjawab beberapa
persoalan yang ada di Kabupaten Jember dalam lintas bidang. Namun, selama 2
tahun kepemimpinan anda, janji-janji tersebut seperti masih menjadi buaian
sebelum tidur.
Bupati
yang terhormat. Perihal janji, saya jadi teringat tamsil Allah dalam QS. An-Nahl
ayat 92, yaitu janganlah kamu seperti
seorang perempuan menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi
cerai-berai kembali...
Janji
merupakan sarana untuk menciptakan dan mencapai kesepakatan-kesepakatan
tertentu antar dua belah pihak melalui proses memberi dan menerima (take and give). Menepati janji adalah
ujian Tuhan kepada manusia. Perjanjian memiliki kelemahan dasar, yaitu
cenderung didominasi oleh pihak yang lebih kuat. Pihak yang kuasa bisa saja
memaksakan kepentingannya, melanggar, membatalkan secara sepihak bahkan
merusaknya sendiri. Dalam konteks inilah tamsil pengingkar janji diibaratkan
seorang perempuan yang mencerai-beraikan kembali hasil tenunannya yang sudah
menjadi kuat.
Bupati
yang terhormat. Masih perihal tamsil. Menurut Ibn Katsir dan as-Suddi,
perempuan yang dijadikan tamsil adalah Raitha binti Amr, seorang perempuan
pandir di Mekkah yang setiap hari memintal benang dan menguraikannya kembali.
Dengan tamsil ini, kita bisa memetik pelajaran bahwa orang yang mencederai
janjinya bukanlah orang yang pandai dan bijak, tetapi orang pandir seperti
Raitha binti Amr.
Sebagai
rakyat kecil yang tinggal di pelosok desa, saya sangat menantikan 22 janji
kerja Anda terealisasi dengan baik. Ingat! Janji adalah hutang. Bolehlah Anda melakukan
rotasi jabatan dalam birokrasi kita. Serapan APBD rendah juga masih dapat kita
evaluasi bersama stakeholder yang ada.
Tetapi Anda tak boleh kehilangan arah visi dan misi Anda agar 22 janji kerja
yang Anda janjikan tidak menjadi ekspektasi yang hanya bikin masyarakat sakit
hati.
Bupati
yang terhormat. Demikian surat dari saya. Saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya
apabila dalam kalimat yang saya rangkai terselip ungkapan yang bikin Anda tersinggung
atau sakit hati. Tetapi yang jelas, saya menulis surat ini semata-mata karena
ingin melihat perubahan yang lebih baik untuk kabupaten tercinta ini.
Jazakumullah Khoiron
Katsir.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarokatuhu...
Jember, 26 Agustus 2017
Hormat
saya,
Fandrik Ahmad
0 comments:
Post a Comment