Tuesday, December 5, 2017

Perihal Serapan Anggaran 2017 dan 22 Janji Kerja Bupati


 
(Juara 2 Lomba Menulis Surat Untuk Bupati Jember)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuhu...

Teriring salam takzim saya kepada Bupati Faida sebagai orang nomor satu di Kabupaten Jember. Semoga anda selalu dalam lindungan Allah SWT dan selalu di dalam lingkaran syafaat baginda Rasulullah SAW. Amien.

Tak terasa, ya, Anda sudah 2 tahun menjadi bupati. Tak terasa pula selama kurun waktu tersebut 22 janji kerja Anda tak jelas arahnya. Sebagai warga negara yang baik dan peduli dengan kondisi Kabupaten Jember, tentu terketuk hati saya untuk ikut andil melayangkan surat kepada Anda.


Bupati yang terhormat. Pada masa kepemimpinan Anda, ada beberapa kebijakan yang dianggap kontroversial oleh banyak kalangan. Salah satunya adalah mutasi jabatan besar-besaran, termasuk pemutasian Sekretaris Dewan menjadi Kepala Satpol PP Pemkab Jember yang banyak menyita perhatian publik dan menuai kritik pedas di lingkungan legislatif. Buntutnya adalah hak interpelasi yang dilakukan oleh anggota dewan karena Anda dituding melabrak Undang-Undang nomor 17 tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

Kebijakan Anda tersebut, diakui atau tidak, berimbas pada ranah yang lebih luas yaitu keterlambatan pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2017. Masyarakat Jember dibuat dag-dig-dug atas keterlambatan pengesahan APBD 2017 yang sudah dievaluasi oleh Gubernur. Sebab, apabila APBD 2017 tidak segera disahkan, maka kegiatan pembangunan otomatis juga terhambat dan sangat merugikan masyarakat.

Sekarang lain lagi. Memasuki bulan Agustus 2017, dalam kurun semester pertama serapan anggaran dana APBD 2017 Kabupaten Jember tergolong sangat rendah. Lagi-lagi anda menjadi sorotan publik. Apakah salah anda? Tidak. Ini bukan soal salah atau tidak. Tetapi tidak salah pula bila publik menyalahkan kepemimpinan Anda, karena Anda, sekali lagi, adalah orang nomor satu di Kabupaten Tapal Kuda ini.

Sebagaimana diketahui, kekuatan APBD 2017 Kabupaten Jember sebesar Rp. 3,603 triliun. Sampai satu semester ini pemkab hanya bisa merealisasikan Rp. 939,417 miliar atau sekitar 26% dari anggaran yang ada. Bahkan ada dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang sama sekali belum menyerap anggaran tersebut, yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP). Pertanyaannya, kenapa dan bagaimana ini bisa terjadi? Hanya Anda yang bisa menjawab.

Bupati yang terhormat. Saya pernah menulis tentang anda yang terlibat ‘ketegangan’ dengan lembaga Legislatif (Faida dan Faidah untuk Masyarakat Jember, Radar Jember 10 Februari 2017). Menurut pengamatan orang awam seperti saya, komunikasi politik buruk antar pemangku kebijakan elit menjadi penyebab utama dari akar masalah. Clifford Geertz mengatakan, komunikasi politik merupakan bagian integral dan harus dilakukan untuk menyelaraskan arah kebijakan pembangunan sehingga terciptalah sebuah penyamaan persepsi. Kunci dari persepsi adalah komunikasi. Saya kira, rendahnya serapan anggaran APBDes 2017 saat ini juga tak lepas dari buruknya komunikasi politik yang dilakukan oleh pemangku kebijakan elit. Tak menutup kemungkinan persoala ini bisa menjadi luka yang mendalam bagi masyarakat Jember yang tetap menunggu 22 janji kerja Anda terealisasi dengan baik.

Saya menggunakan hak pilih saya untuk Anda karena 22 janji kerja yang Anda tawarkan. Menurut nurani saya, 22 janji kerja tersebut sangat bagus untuk menjawab beberapa persoalan yang ada di Kabupaten Jember dalam lintas bidang. Namun, selama 2 tahun kepemimpinan anda, janji-janji tersebut seperti masih menjadi buaian sebelum tidur.

Bupati yang terhormat. Perihal janji, saya jadi teringat tamsil Allah dalam QS. An-Nahl ayat 92, yaitu janganlah kamu seperti seorang perempuan menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali...

Janji merupakan sarana untuk menciptakan dan mencapai kesepakatan-kesepakatan tertentu antar dua belah pihak melalui proses memberi dan menerima (take and give). Menepati janji adalah ujian Tuhan kepada manusia. Perjanjian memiliki kelemahan dasar, yaitu cenderung didominasi oleh pihak yang lebih kuat. Pihak yang kuasa bisa saja memaksakan kepentingannya, melanggar, membatalkan secara sepihak bahkan merusaknya sendiri. Dalam konteks inilah tamsil pengingkar janji diibaratkan seorang perempuan yang mencerai-beraikan kembali hasil tenunannya yang sudah menjadi kuat.

Bupati yang terhormat. Masih perihal tamsil. Menurut Ibn Katsir dan as-Suddi, perempuan yang dijadikan tamsil adalah Raitha binti Amr, seorang perempuan pandir di Mekkah yang setiap hari memintal benang dan menguraikannya kembali. Dengan tamsil ini, kita bisa memetik pelajaran bahwa orang yang mencederai janjinya bukanlah orang yang pandai dan bijak, tetapi orang pandir seperti Raitha binti Amr.

Sebagai rakyat kecil yang tinggal di pelosok desa, saya sangat menantikan 22 janji kerja Anda terealisasi dengan baik. Ingat! Janji adalah hutang. Bolehlah Anda melakukan rotasi jabatan dalam birokrasi kita. Serapan APBD rendah juga masih dapat kita evaluasi bersama stakeholder yang ada. Tetapi Anda tak boleh kehilangan arah visi dan misi Anda agar 22 janji kerja yang Anda janjikan tidak menjadi ekspektasi yang hanya bikin masyarakat sakit hati.

Bupati yang terhormat. Demikian surat dari saya. Saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila dalam kalimat yang saya rangkai terselip ungkapan yang bikin Anda tersinggung atau sakit hati. Tetapi yang jelas, saya menulis surat ini semata-mata karena ingin melihat perubahan yang lebih baik untuk kabupaten tercinta ini.

Jazakumullah Khoiron Katsir.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuhu...

Jember, 26 Agustus 2017
Hormat saya,

Fandrik Ahmad

0 comments: