Tuesday, July 1, 2014

Surat Kepada Kawan


Kawan,
Detik ini kita menyebutnya sebagai detik perpisahan dan akhir perjuangan
Tidak kawan, detik ini merupakan babak awal perjuangan yang sebenarnya
Bersama matahari yang kian meninggi sampai menua

Namun sayang,
Perjuangan ini harus kita tempuh sendiri-sendiri
Kebersamaan sudah hampir tidak sama lagi
Kini, saatnya kita harus berjalan sendiri
Melangkah mengikuti takdir yang sudah tergarisi

Ketika kebersamaan menjadi langka
Ketika canda tawa begitu berharga
Kita baru sadar betapa kebersamaan yang kita kira masih panjang
Ternyata hanya setitik debu yang tersauh angin

Ya, Allah...
Benarkah detik ini atas nama perpisahan akan terjadi?
Dengan guru-guru kami yang telah membesarkan kami
Padalah, sampai hari ini kami belum sempat mengusap keringat guru kami
yang mengucur karena kenakalan kami

Ya, Allah...
Benarkah detik ini atas nama perpisahan akan terjadi?
Sahabat-sahabat kami yang sama berjuang di jalan-Mu
Padahal senyum kebersamaan masih belum terbingkai rapi di hati kami

Kawan,
Mengapa baru detik ini kita menyesali hari yang telah tersia-siakan
Tentang seorang guru yang tak pernah kita hiraukan
Tentang seorang guru yang marah karena kenakalan kita
Tentang seorang guru yang kadang tak pernah kita hargai keberadaannya
Guru yang selama ini dengan ikhlas
Merajut mimpi-mimpi untuk kita wujudkan bersama
Dengan nada dan bahasa yang sangat bersahaja

Kawan,
Meski mereka, guru-guru kami, tak pernah meminta imbalan jasa
Tidakkah kita berpikir apa yang bisa kita berikan?
Mereka ikhlas meluangkan tenaga dan waktu
Meninggalkan anak dan istri hanya untuk mendidik kita menjadi manusia seutuhnya

Malahhan Kita masih menggerutu sendiri
Mengatakan mereka galak
Mengatakan mereka tidak tahu
Mengatakan mereka cuma bisa menyuruh-nyuruh
Parahnya, kita mengatakan mereka tak layak jadi guru

Kini,
Di ujung jurang perpisahan
Perbuatan kita telah menampar diri kita sendiri
Butir-butir penyesalan mengkristal karena kita tak bisa berbalas budi

Kawan,
Yakinlah betapa pintu maaf guru kita sangatlah terbuka lebar
Yakinlah betapa barokah dan ridhonya tidak hanya berhenti sampai disini
Yakinlah betapa doa mereka akan senantiasa mengalir untuk kita

Ya, Allah
Kutengadahkan tanganku untuk memohon ampun kepadamu
Berikan ketegaran kepada guru-guru kami
Berikan guru-guru kami kesehatan agar senantiasa tetap berjuang di jalan-Mu
Lindungilah keluarga mereka sebagaimana mereka melindungi kami
Berikan kebahagian yang melimpah kepada guru-guru kami
agar sesungging senyum tetap kami rasakan setiap waktu

Nurma tercinta
Terima kasih atas semuanya
Segala kenangan akan tersimpan kuat dalam hati
Menjadi lentera dalam setiap jejak langkah kami

Kawan,
Ingatlah!
Kita pernah ada
Pernah punya cerita
Tercipta lebih dari cinta

Jember, 6 Juni 2014

0 comments: