Kawan,
Detik ini
kita menyebutnya sebagai detik perpisahan dan akhir perjuangan
Tidak kawan,
detik ini merupakan babak awal perjuangan yang sebenarnya
Bersama
matahari yang kian meninggi sampai menua
Namun
sayang,
Perjuangan
ini harus kita tempuh sendiri-sendiri
Kebersamaan
sudah hampir tidak sama lagi
Kini,
saatnya kita harus berjalan sendiri
Melangkah
mengikuti takdir yang sudah tergarisi
Ketika
kebersamaan menjadi langka
Ketika canda
tawa begitu berharga
Kita baru
sadar betapa kebersamaan yang kita kira masih panjang
Ternyata
hanya setitik debu yang tersauh angin
Ya, Allah...
Benarkah
detik ini atas nama perpisahan akan terjadi?
Dengan
guru-guru kami yang telah membesarkan kami
Padalah,
sampai hari ini kami belum sempat mengusap keringat guru kami
yang
mengucur karena kenakalan kami
Ya, Allah...
Benarkah
detik ini atas nama perpisahan akan terjadi?
Sahabat-sahabat
kami yang sama berjuang di jalan-Mu
Padahal
senyum kebersamaan masih belum terbingkai rapi di hati kami
Kawan,
Mengapa baru
detik ini kita menyesali hari yang telah tersia-siakan
Tentang
seorang guru yang tak pernah kita hiraukan
Tentang
seorang guru yang marah karena kenakalan kita
Tentang
seorang guru yang kadang tak pernah kita hargai keberadaannya
Guru yang
selama ini dengan ikhlas
Merajut
mimpi-mimpi untuk kita wujudkan bersama
Dengan nada
dan bahasa yang sangat bersahaja
Kawan,
Meski
mereka, guru-guru kami, tak pernah meminta imbalan jasa
Tidakkah
kita berpikir apa yang bisa kita berikan?
Mereka
ikhlas meluangkan tenaga dan waktu
Meninggalkan
anak dan istri hanya untuk mendidik kita menjadi manusia seutuhnya
Malahhan
Kita masih menggerutu sendiri
Mengatakan
mereka galak
Mengatakan
mereka tidak tahu
Mengatakan
mereka cuma bisa menyuruh-nyuruh
Parahnya,
kita mengatakan mereka tak layak jadi guru
Kini,
Di ujung
jurang perpisahan
Perbuatan
kita telah menampar diri kita sendiri
Butir-butir
penyesalan mengkristal karena kita tak bisa berbalas budi
Kawan,
Yakinlah
betapa pintu maaf guru kita sangatlah terbuka lebar
Yakinlah
betapa barokah dan ridhonya tidak hanya berhenti sampai disini
Yakinlah
betapa doa mereka akan senantiasa mengalir untuk kita
Ya, Allah
Kutengadahkan
tanganku untuk memohon ampun kepadamu
Berikan
ketegaran kepada guru-guru kami
Berikan
guru-guru kami kesehatan agar senantiasa tetap berjuang di jalan-Mu
Lindungilah
keluarga mereka sebagaimana mereka melindungi kami
Berikan
kebahagian yang melimpah kepada guru-guru kami
agar
sesungging senyum tetap kami rasakan setiap waktu
Nurma
tercinta
Terima kasih
atas semuanya
Segala
kenangan akan tersimpan kuat dalam hati
Menjadi lentera
dalam setiap jejak langkah kami
Kawan,
Ingatlah!
Kita pernah
ada
Pernah punya
cerita
Tercipta lebih
dari cinta
Jember, 6 Juni 2014
0 comments:
Post a Comment