Beberapa minggu ini, pikiranku kacau. Sulit untuk katakan apa sebenarnya yang terjadi pada jiwaku ini. Bayangan semu itu selalu melekat dalam pikiranku. Sungguh menyesakkan bila sungging senyum mungil itu lahir kembali dalam jiwaku yang gersang. Sorot matanya yang tajam telah membunuh gairah hidupku.
Memang, Aku tak selalu bergantung pada dirinya, pada cintanya, tapi tiada salah jika aku berharap. Kepergiannya dari hatiku sudah cukup memberikan luka yang amat perih. Aku ingat kejadian tempo dulu. Saat ia menegaskan kepergiannya—mungkin juga kebenciannya—dengan...