Saturday, June 29, 2013

05.03.2004

Cerpen Lan Fang 05.03.2004: 06.00 - 09.00 pagi. Aku bangun dengan jiwa berpengharapan. Matahari pagi menembus kisi-kisi batinku yang remang. Sejenak hatiku terasa ringan ketika merasa seharusnya ada sesuatu yang "manis" untukku hari ini. Semalam, aku memang tidur lebih cepat. Karena aku ingin lebih cepat menyongsong pagi. Perasaan itu membuatku segera terbang ke kamar mandi. Kucuran air membuatku terasa nyaman. Lalu kubiarkan busa sabun menjilati tubuhku yang telanjang. Membilasnya. Membelitkan handuk di tubuhku. Mengenakan pakaian. Berkaca....

Festival Topeng

(Cerpen Lan Fang, Jawa Pos 28 Maret 2010) 1. Tidak ada PERKENALKAN, namaku Prameswari. Kata orang tuaku, arti namaku adalah permaisuri. Karena aku dilahirkan dengan kecantikan seorang putri. Jadi sudah sepantasnya kalau orang tuaku berharap aku memiliki kemewahan hidup seorang permaisuri. ''Nasibmu akan menjadi istri pejabat tinggi yang kaya raya. Paling tidak pangkat suamimu itu adalah kepala desa,'' begitulah ibu berharap aku mendapatkan...

Dua Perempuan

(Cerpen Lan Fang, Suara Merdeka, 11 Desember 2006) Kamar A5 AKU melihat perempuan muda itu masuk sendirian ke kamar sebelah. Ia cantik berumur tiga puluh lima tahunan. Ketika melintasiku, ia cuma tersenyum tipis, hanya senyum basa basi. Karena kulihat ada mendung di wajah cantiknya. Sepanjang sore aku duduk di depan kamarku, tetapi ia tidak kelihatan keluar dari kamarnya lagi. Sampai malam. Kamar A6 Perempuan muda di kamar sebelah...

Bayi Ke Tujuh

(Cerpen Lan Fang, 08 Juli 2006) "NYONYA Lan Fang, selamat pagi! Bayinya cantik sekali," seorang perawat masuk sambil mendorong boks bayi kecil dari kaca dan meletakkannya di sampingku. "Kalau kondisi Nyonya sudah lebih nyaman, apakah hendak menyusui bayinya?" tanyanya sambil membuka jendela. "Suster, orang itukah yang merawat taman di rumah sakit ini?" tanyaku ketika melihat seorang laki-laki yang sedang memangkas rumpun bougenvile...