Saturday, October 29, 2011

Pemuda dan Tantangan Globalisasi

(Refleksi atas hari Sumpah Pemuda) -Kami poetera dan poeteri indonesia mengakoe bertoempah-darah jang satoe, tanah Indonesia.-Kami poetera dan poeteri indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.-Kami poetera dan poeteri indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Euforia heroik hari lahir Sumpah Pemuda masih tetap kita rasakah hingga saat ini. Dengan semangat nasionalisme yang luar biasa, mereka mempertahankan tanah kelahiran tercinta. Ketika kebanyakan orang asyik dengan diri sendiri, mereka tampil di barisan...

Sunday, October 23, 2011

Mengenal Perampok Pasar Pendidikan

Anda pasti tahu bahwa perampok kata dasarnya adalah rampok. Anda akan mengilustrasikan ke dalam ingatan anda bahwa sosok itu bertampang seram, brewok, ada luka gores di bagian tubuhnya dan lain sebagainya. Cesare Lombroso mengakui telah menemukan ciri-ciri perampok ketika meneliti tengkorak Vilella, perampok terkenal di Italia. Dengan gamblang ciri-ciri perampok menurut penelitiannya, sebagaimana yang ditulis dalam bukunya L’uomo delinquente alias Manusia Penjahat (1876) sebagai berikut: memiliki rahang yang luar biasa besarnya, tulang pipi yang...

Tuesday, October 4, 2011

Pemburu Matahari

(Minggu Pagi, 09 September 2011) Kata orang, sahabat nelayan adalah matahari. Tanpa cahayanya, hidup mereka susah, karena mendung akan membuat badai. Tentu, mereka turut cemas karena tak akan menuai panen. Ikan-ikan akan cepat membusuk, sulit diawetkan. Kulit mereka yang hitam dan kering semakin mentahbiskan pernyataan itu memang benar adanya. Seringkali mereka disebut pemburu matahari karena mereka akan mengejar matahari ke tengah laut jika petang tiba dan baru akan kembali keesokan harinya untuk dipersembahkan kepada istri-istrinya sebagai tanda...

Simfoni Samawi

(Radar Jember, 18 September 2011) Orang yang datang dalam mimpi. Orang yang membuatku terjaga sepanjang malam. Aku heran, ingin tahu bagaimana dia datang. Pada lorong yang amat jauh, yang takkan mungkin ada orang yang bisa melalui tanpa berpangku asmara, aku menemukan diriku ada di sana. Berkaca pada satu wajah yang bukan diriku. Awalnya hanya remeh-temeh dalam gagang telephon. Seperti sebuah angin yang mengabarkan kalau musim semi akan kembali. Gugurnya daun berbulan-bulan tak perlu dirisaukan lagi karena pucuk-pucuk muda siap menyambut pagi...