Monday, December 26, 2011

Lan Fang; Seraut Kenangan

Tulisan ini adalah serangkaian tulisan saya tentang Lan Fang; Tak Disangka Bertemu Dengan Lan Fang, Lan Fang: Annuqayah Adalah Rumah Kedua, dan Catatan Parade Cerpen untuk Sanie B Kuncoro di Jawa Pos, yang saya coba kumpulkan menjadi satu tulisan dengan penyelarasan yang seperlunya. *** Saya termasuk orang yang terlambat mendengar kabar kematian sastrawan Lan Fang. Ketika ia meninggal dunia bertepatan dengan hari Natal 2011, di Rumah Sakit Mount...

Saturday, December 24, 2011

Punk Rock Jalanan

(Majalah Hijrah, Edisi II Desember 2011) Pekikan gitar menggema. Suara sumbang membahana dalam gerbong. Beberapa penumpang memberikan uang receh saat kusodorkan sebungkus Mie Sedap kosong. Kutelusuri gerbong-gerbong itu penuh semangat. Tak lupa seutas senyum aku haturkan pada mereka. Saat kepala kereta api yang memanjang nampak semakin membesar memasuki stasiun, aku, si pengamen tetap di stasiun Kalisat, bersiap diri menghibur penumpang dengan gitar kecil. Berdiri di sisi jalur 1 atau jalur 2. Pengamen tetap adalah sebutan untukku sendiri tanpa...

Friday, December 9, 2011

Lelaki yang Takut pada Sepi

(Salah Satu Naskah Pemenang Lomba Cipta Cerpen Indonesia 2011) Bagaimana harus mengatakan kepadamu jika sebenarnya aku adalah lelaki yang takut pada sepi? Seperti angin yang mengabarkan kalau musim semi akan kembali. Gugur daun berbulan-bulan tak perlu risau karena pucuk-pucuk muda siap menyambut pagi lebih bermakna dari kemarin. Maka, pada daun yang terakhir mengucapkan Selamat Tinggal, pucuk-pucuk muda itu akan menjawab Pergilah tanpa Sesal. Pastilah! Sebelum matahari mengecup kening bumi, dering SMS akan berbunyi atau isyarat panggilan masuk...

Wednesday, November 23, 2011

Menulis Sampai Mahok!

(Majalah Infitah, XX.XII. 2011) Kerapkali sahabat saya bertanya begini, “Bagaimana caranya menulis?” Pertanyaan itu sering membuat saya menelan ludah sebelum menjawab. Lalu, terkadang jawaban saya mengecewakan mereka. Saya tidak memiliki jawaban lain selain, “Ya, menulis.” Kemudian muncul pertanyaan turunan, “apa yang bisa (harus) saya tulis?” pada jawaban dari pertanyaan ini, saya hanya bisa menepuk jidad, “Palang!” Menulis bukanlah kreatifitas yang lahir secara instan. Butuh proses panjang untuk menjajakinya. Tentu, tidak bisa dalam seminggu...

Carok

(Bangka Pos, 20 November 2011) Aroma celatong merebak saat Muksin membuka pintu kandang. Tiga karung rumput cukup hari itu, baginya dirasa cukup untuk makan sepasang sapinya. Kulitnya hitam lebam, mengkilat, serta basah oleh keringat. Selepas menaruh sekarung rumput, ia menuju langgar, tempat paling nyamat merebahkan penat di siang hari. Udara begitu bengis. Panas mengernyitkan dahi. Kemarau seperti terus memuai, membuatnya semakin kesulitan mencari rumput yang hijau. Dipandangi lekat udara yang meniup debu di taneyan lanjeng. Muksin merebahkan...

Thursday, November 3, 2011

Bakso Pak Oles

Makan sama lauk tempe saja, sudah makan seperti di istana kaisar Paus. Apalagi makan sama makanan seperti daging-daging hewan¬¬—pastinya, daging yang halal untuk dimakan. Seperti daging ikan, sapi, gulai kambing, opor ayam, dan yang lain. Mengimpikan harapan seperti itu, butuh kesabaran sangat besar agar bisa terwujud. Hanya bisa berharap pada orang yang bertamu dan membawa makanan lezat. Beli sendiri? Harus berpikir dua kali, bahkan berpikir berkali-kali mengubah selara makan sehari-hari; sambal terasi. Namanya juga masyarakat sampah. Ya! Sampah...

Perempuan Langit, I Love You!

(10 karya Faforit Cerita Pribadi Qultum Media, Jakarta 2011) Cerita ini adalah sepotong kisah yang sempat saya tulis perihal perjalananku yang penuh trik-intrik dilematisasi. Kisah konspirasi cinta yang terjadi saat saya melakukan investigasi selama lima hari di Pasongsongan, salah satu kecamatan paling barat bagian dari Kabupaten Sumenep. Cerita ini menjadi penting untuk ditulis karena di tempat itu saya menemukan sejarah dan kisah tentang Perempuan Langit. Perempuan Langit yang saya maksud bukanlah putri kayangan yang turun dari langit sebagaimana...

Saturday, October 29, 2011

Pemuda dan Tantangan Globalisasi

(Refleksi atas hari Sumpah Pemuda) -Kami poetera dan poeteri indonesia mengakoe bertoempah-darah jang satoe, tanah Indonesia.-Kami poetera dan poeteri indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.-Kami poetera dan poeteri indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Euforia heroik hari lahir Sumpah Pemuda masih tetap kita rasakah hingga saat ini. Dengan semangat nasionalisme yang luar biasa, mereka mempertahankan tanah kelahiran tercinta. Ketika kebanyakan orang asyik dengan diri sendiri, mereka tampil di barisan...

Sunday, October 23, 2011

Mengenal Perampok Pasar Pendidikan

Anda pasti tahu bahwa perampok kata dasarnya adalah rampok. Anda akan mengilustrasikan ke dalam ingatan anda bahwa sosok itu bertampang seram, brewok, ada luka gores di bagian tubuhnya dan lain sebagainya. Cesare Lombroso mengakui telah menemukan ciri-ciri perampok ketika meneliti tengkorak Vilella, perampok terkenal di Italia. Dengan gamblang ciri-ciri perampok menurut penelitiannya, sebagaimana yang ditulis dalam bukunya L’uomo delinquente alias Manusia Penjahat (1876) sebagai berikut: memiliki rahang yang luar biasa besarnya, tulang pipi yang...

Tuesday, October 4, 2011

Pemburu Matahari

(Minggu Pagi, 09 September 2011) Kata orang, sahabat nelayan adalah matahari. Tanpa cahayanya, hidup mereka susah, karena mendung akan membuat badai. Tentu, mereka turut cemas karena tak akan menuai panen. Ikan-ikan akan cepat membusuk, sulit diawetkan. Kulit mereka yang hitam dan kering semakin mentahbiskan pernyataan itu memang benar adanya. Seringkali mereka disebut pemburu matahari karena mereka akan mengejar matahari ke tengah laut jika petang tiba dan baru akan kembali keesokan harinya untuk dipersembahkan kepada istri-istrinya sebagai tanda...