Malam dan sunyi melebur jadi satu. Dingin begitu menggigil. Rembulan mempesona dengan kesempurnaan cahayanya. Jam raksasa yang menjulang di atas menara masjid berdetak sekali. Pukul satu malam.
Saat jiwa-jiwa menyerah pada kesunyian, Si Boy, dengan langkah gemetar menuju Masjid: menyandang sajadah, memegang tasbih, dan Al-Qur’an di pelukannya. Lalu, khusyuk bersholat. Berdo’a. Tangannya gemetar. Menengadahkan kepala. Bercucuran air mata. Malam itu, menjadi malam yang begitu kelam baginya.
Ya Allah…Ampunilah hamba dan kekasih hamba. Limpahkanlah...