Tuesday, April 13, 2010

Sepenggal Kisah Senja

Malam dan sunyi melebur jadi satu. Dingin begitu menggigil. Rembulan mempesona dengan kesempurnaan cahayanya. Jam raksasa yang menjulang di atas menara masjid berdetak sekali. Pukul satu malam. Saat jiwa-jiwa menyerah pada kesunyian, Si Boy, dengan langkah gemetar menuju Masjid: menyandang sajadah, memegang tasbih, dan Al-Qur’an di pelukannya. Lalu, khusyuk bersholat. Berdo’a. Tangannya gemetar. Menengadahkan kepala. Bercucuran air mata. Malam itu, menjadi malam yang begitu kelam baginya. Ya Allah…Ampunilah hamba dan kekasih hamba. Limpahkanlah...