Friday, March 6, 2009

Iwak

Cerpen; Fandrik HS Putra* Ayahku seorang kepala suku yang amat bijak. Setiap kata yang diucapkan mengandung nilai-nilai yang sangat berarti. Pribadi sederhana berwujud dalam diri seorang pemimpin. Yang seluruh cintanya selalu mengalir untuk keluarga dan para rakyatnya. Pahlawan di masa kanak-kanakku. Mengajarkan aku menggenggam busur dan menenteng panah. Menjelajah hutan, berburu iwak1 dan membawanya untuk ibu. Tentu saja, untuk di makan bersama, sambil nengelilingi api unggun. Ayah selalu memberiku kesempatan pertama kali untuk membidik buruannya....

Prasasti luka

Cerpen;Fandrik Hs Putra Aku tak tahu hari ini apakah yang terjadi pada jiwa ini. Selayaknya hal itu menjadikanku terbelenggu dalam dekapan kegelisahan. Awalnya aku rasa hanya sebuah luka yang berkubanga sekian tahun. Namun, kali ini menjadi sebuah penyakit, ya! Penyakit yang bersarang di batok kepalaku. Seperti benalu, menempel dan menghisap darah, hingga diriku takut pada waktu dan masa lalu. Sepertinya kau menyisakan sesuatu di hidupku. Entehlah, masih cukup tabu untuk aku pahami. Dalam iringan malam, di sunyi yang mencekam, aku tak pernah bisa...

Monday, March 2, 2009

Sejengkal waktu bersama Laila

Malam dan kesunyian telah menyelimuti sudut-sudut kota metropolitan. Lampu-lampu yang mentereng, satu persatu mulai padam. Pendar cahaya rembulan menghias gedung-gedung pencakar langit diiringi suara binatang malam. Dingin begitu menggigil menusuk pori-pori. Rembulan begitu indah dengan kesempurnaan cahayanya menyelinap diantara pepohonan yang kini tiada indah lagi. Jam raksasa yang menjulang di atas menara di tengah-tengah taman kota berdetak sekali menunjukkan pukul satu malam. Pada saat jiwa-jiwa menyerah pada kesunyian malam, si Boy anak seorang...