Bayanganmu selalu menghadirkan kepedihan pada setiap jejak-jejak langkah menapaki jalan-jalan kelabu. Dimana ilustrasi itu selalu menghadirkan selaput cinta yang telah kau pahat sendiri. Gembira ria, bermuram durja, naik pitam silih berganti menghadirkan kedalam memoriku. Bak arwah yang bergentayangan mencari tempat-tempat abadi. Semua menjadi tamparan keras tiada tangan kereflek pada hati yang linglung. Terjerumus kedalam sebuah kenisbian. Nihil. Sunyi merayap mendahului bahasa jiwa tak terjewantahkan. Aibpun tidak bisa menjalar dimana desiran...